Esensi Perjuangan Kartini

Perjuangan Kartini tampaknya sering dianggap sebagai perjuangan emansipasi dalam segala hal. Ada juga yang mungkin berpikir kalau Kartini ingin agar busana wanita Jawa selalu digunakan. Berapa banyak orang yang merayakan hari Kartini yang sudah membaca buku Habis Gelap Terbitlah Terang karyanya? Di sana, pokok-pokok pemikiran dan keinginan Kartini diungkapkan dengan begitu jelas: memajukan kaum perempuan dengan buku, dengan pengetahuan.

Ini terjadi karena Kartini melihat teman-teman Belanda-nya yang maju. Karena hal itu ia membaca banyak sekali buku di Perpustakaan Jepara. Salah satu penulis yang disukainya adalah Max Havelaar. Belakangan, saat Kartini menikah, ia juga mempelajari Qur'an, hadiah pernikahan seorang kiai dari Semarang. Dengan buku-buku itu, lahirlah niatnya untuk menulis. "Sebagai pengarang dapatlah aku secara besar-besaran mewujudkan cita-citaku dan berkarya bagi pengangkatan derajat dan peradaban rakyatku," tulisnya.

Perjuangan Kartini adalah perjuangan lewat baca-tulis. Hari Kartini, tahun demi tahun, di berbagai instansi dirayakan dengan berbusana kebaya. Hal itu memang tidak salah. Namun, alangkah baiknya jikalau kita mengetahui secara gamblang perjuangan Kartini itu, tak sekadar merayakan hal-hal yang tak esensial.

Seorang wanita muda yang tekun membaca, rajin menulis, telah membawa perubahan besar di bangsa ini. Semangat membaca dan menulis itulah yang perlu kita kembangkan dan pelihara. Juga semangat untuk memperoleh pengetahuan, kebijaksanaan dan keterampilan dalam rangka menjalani hidup yang kian penuh tantangan. (Sidik Nugroho)

Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri.
~ Mary McCarthy ~

2 comments:

  1. Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

    ReplyDelete
  2. Tokoh ini sungguh luar biasa.., meski bukan berperang dengan senjata tapi jasanya tak akan pernah pudah dan tertulis dengan tinta emass....

    ReplyDelete